Tentang Rowokangkung

LETAK GEOGRAFIS
Kecamatan Rowokangkung mempunyai Luas Wilayah 77,95 Km2 terletak pada 113o 115' 51'' - 113o 21' 40'' Bujur Timur dan 8o57' 57'' - 8o 13' 56'' Lintang Selatan. Secara administratif batas-batas Kecamatan Rowokangkung adalah :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Jatiroto
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Yosowilangun
3. Sebelah Barat : Kecamatan Tekung
4. Sebelah Timur : Kabupaten Jember

KECAMATAN ROWOKANGKUNG TERDIRI ATAS 7 DESA YAITU :
1. Desa Nogosari
2. Desa Sumbersari
3. Desa Sumberanyar
4. Desa Dawuhan Wetan
5. Desa Kedungrejo
6. Desa Rowokangkung
7. Desa Sidorejo
8. Desa Merakan

KODE POS :
67359

Jumat, 15 Januari 2010

BONDOYUDO Sekarang Tak Serame BONDOYUDO Dulu...

20 Tahun yang lalu, sekitar tahun 1990-an, siapa yang tak kenal dengan Sungai Bondoyudo. Sungai sepanjang ± 23 km ini mengalir dari .... sampai berakhir ke delta pertemuan sungai Padomasan memiliki keragaman aktifitas yang sangat membantu keseharian warga yang kebetulan dekat dengan sungai ini. Sungai yang biasa dipakai sebagai sarana aktifitas menguntungkan bagi warga, sekarang sangat jauh dari hal-hal tersebut.

Sekarang sungai itu sudah meninggalkan lingkungan serta ekosistem sungai yang sangat memprihatinkan masyarakat setempat. Masyarakat yang semestinya menjaga lingkungan dan ekosistem sungai, justru memberikan dampak-dampak lingkungan yang sangat merugikan dan membahayakan ekosistem sungai itu sendiri. Ditambah lagi kurangnya pengawasan dari pemerintah daerah setempat menjadi penambah potensi terhadap kerusakan ekosistem sungai tersebut.
Sebenarnya sungai ini menyimpan beberapa keuntungan bagi masyarakat sekitar. Dulu sungai ini karena memiliki air yang jernih dan bersih, masyarakat sekitar memakainya sebagai tempat mencuci pakaian dan aktifitas lainnya. Ekosistem air yang bagus juga membuat sungai ini memiliki beragam ikan yang bisa dikonsumsi masyarakat sekitar sebagai lauk-pauk. Tidak jarang karena bermacam-macan ikan tersebutlah sebagian orang dari hasil memancing atau menjaring ikan menjadi salah satu mata pencaharian mereka. Sebagian orang pencari ikan tersebut menjualnya kepasar sebagai penghasilan tersendiri untuk menopang ekonomi keluarga mereka.

Namun apa yang terjadi kondisinya sekarang sangatlah berbeda dengan dahulu. Sekarang sudah jarang orang menangkap ikan karena alasan ikan-ikan tersebut mulai menghilang dan susah untuk didapat, dikarenakan populasinya yang mulai berkurang. Sebagian masyarakat mulai mengatakan tidak jarang mereka menemukan bangkai-bangkai ikan terlihat mengapung di sungai ini. Ada apakah ini...?
Menurut sebagian warga "fenomena" ini berawal semenjak keberadaan ternak-ternak itik yang berada di area sungai tersebut. Apa hubungannya...? Jelas saja hubungan itu sangat erat dikarenakan peternakan tersebut secara signifikan menyumbang limbah kotoran yang nota benenya pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan kesehatan dan ketentuan yang berlaku bagi lingkungan. Seperti yang terjadi waktu-waktu itu di desa Sidorejo dusun Pepe, peternak dengan seenaknya membuang limbah kotoran itik tersebut yang jelas-jelas sangat mengganggu ekosistem air. Jadi tidak heran dan tidak bisa dipungkiri bahwa dengan membuang limbah kotoran tersebut dapat menyebabkan ikan-ikan tersebut mati. Belum lagi dampak-dampak pembuangan telur-telur busuk juga turut menyumbangkan kerusakan ekosistem air tersebut.

Masih seputar limbah kotaran ternak yang merusak ekosistem air tersebut. Di desa Kedungrejo tepatnya kalau tidak salah ada beberapa titik lokasi dekat sungai yang memiliki peternakan babi yang memiliki permasalahan pembuangan limbah kotoran yang sama dengan peternakan itik tersebut diatas. Mestinya hal-hal seperti demikian mendapat perhatian khusus dari dinas peternakan dari PEMKAB LUMAJANG demi kelangsungan ekosistem air dan tidak berdampak terhadap lingkungan sekitar. Entah dari mana awalnya untuk menjelaskan permasalahan ini, namun yang jelas problematika ini harus cepat-cepat dituntaskan mengingat keberadaan sungai ini sangat membantu warga dalam aktifitas seperti dulu lagi.

Tidak bermaksud menyalahkan pihak manapun terhadap permasalahan ini, namun setidaknya perlu dipikirkan kembali mengenai :
- Bisakah sungai itu sejernih dulu...?
- Mampukah sungai tersebut memulihkan keberadaan ikan-ikan seperti sedia kala...?
- Bagaimanakah bisa bau kotoran ternak dan telur-telur busuk tersebut hilang dari sungai ini...?
Marilah mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas dan bagaimana menyelesaikannya.
Sekian...

2 komentar:

  1. ..pemerintah haruz benar" menindak tegas hal tersebut demi kelangsungan hidup para anak cucu kita!!!!!

    BalasHapus
  2. Correct buat alazka comm.... sukses buat aktifitasnya..

    BalasHapus

Terima Kasih...Komentar Anda Tidak Menyinggung SARA.

Telah Dikunjungi :